MASA PENJAJAHAN JEPANG
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Anthony J. S. Reid,
operasi Jepang untuk menaklukkan Indonesia hanya memakan waktu dua
bulan, Jawa jatuh pada tanggal 8 Maret 1942. Pemerintah Belanda, dengan
segala kebanggaan akan sifat-sifatnya yang kuat, praktis dan efisien,
lenyap dalam sekejap. Bagi pihak militer Jepang yang memerintah
Indonesia, memenangkan perang merupakan prioritas di atas segala
pertimbangan yang semata-mata kolonial. Penjajahan Jepang di Indonesia,
lebih bersifat strategis militer karena Indonesia merupakan front
terdepan dalam menghadapi kekuatan Sekutu yang berpusat di Australia,
oleh karena itu pemerintahan Jepang di Indonesia merupakan pemerintahan
pendudukan. Jepang menduduki Indonesia dalam rangka Perang Dunia II.
Dengan demikian, penjajahan Jepang sangat berbeda dengan penjajahan
Belanda.
Situasi sebelum pendaratan Jepang di ibukota Batavia
(Jakarta) pada tanggal 5 Maret 1942 diumumkan sebagai “kota terbuka”
yang berarti bahwa kota itu tidak akan dipertahankan oleh pihak Belanda.
Ketika tentara Jepang menyerbu Jawa Barat
(1-8 Maret 1942),
Purwakarta termasuk salah satu daerah pertama yang di duduki oleh
sebagian pasukan Jepang. Kantor Asisten Residen di Purwakarta dijadikan
Honbu Kenpetai (Markas Polisi) Jepang, namun demikian kemenangan Jepang
dalam Perang Dunia II tidak berlangsung lama. Pada tanggal 7 September
1944 di dalam sidang istimewa ke-85 Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang) di
Tokyo mengumumkan tentang pendirian pemerintah Kemaharajaan Jepang,
bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia) diperkenankan merdeka “kelak di
kemudian hari”. Pernyataan tersebut di keluarkan karena semakin
terjepitnya angkatan perang Jepang. Situasi Jepang semakin buruk di
dalam bulan Agustus 1944. Akhirnya, Perang Dunia II berakhir dengan
menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa, serta menyerahnya Jepang
kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945 sebagai akibat dari dijatuhkannya
bom atom di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika. Dalam situasi yang
demikian pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta atas nama bangsa
Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaan.
2. Tujuan
Tujuan
kami mengambil tema makalah “Perjuangan Bangsa Indonesia pada Masa
Penjajahan Jepang”. Adalah untuk mengingatkan kepada generasi masa depan
bahwa betapa sengsaranya hidup pada masa penjajahan jepang, kemudian
menceritakan perjuangan para pahlawan dan para tokoh dalam mewujudkan
kemerdekaan Indonesia, dengan semangad yang gigih dan pantang menyerah.
1. Sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila sebagai dasar
Negara RI sebelum di sahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI,
nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai adat
istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai tersebut
telah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari- hari
sebagai pandangan hidup, sehingga materi pancasila yang berupa nilai-
nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga
bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasil. Nilai-nilai
tersebut kemudian diangkat dan drirumuskan secara formal oleh para
pendiri negar untuk dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia.
Proses perumusan pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam
sidang-sidang BPUPKI pertama,”9” sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya di
sahkan secara YURIDIS sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.
Sejarah
perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu,dengan pelbagai cara
dan bertahap. dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai
hubungannya dengan sejarah lahirnya pancasila. Karena sejarah perjuangan
bangsa Indonesia sejak berabad-abad yang lalu itu panjang sekali, maka
perlulah ditetapkan tonggak-tonggak sejarah tersebut, yakni peristiwa-
peristiwa yang menonjol, terutama dalam hubungannya dengan pancasila.
2. Proses Perjuangan Bangsa Indonesia
Bangsa
Indonesia telah mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan, dan
kemudian sekitar seabad seterusnya didirikan pula kerajaan- Majapahit di
Jawa Timur. baik Sriwijaya, maupun Majapahit pada zamannya itu telah
merupakan negara-negara yang berdaulat,bersatu serta mempunyai wilayah
yang meliputi seluruh nusantara ini. MASA KERAJAAN SRIWIJAYA.
Dalam
sejarah Indonesia terdapat dua kerajaan kuno yang besar dan megah yaitu
Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Para ahli masih berbeda pendapat letak
yang pasti kerajaan Sriwijaya. Tetapi peristiwa Sidhayarta yang
dilakukan oleh Dapuntah yang menguatkan kesimpulan bahwa pusat kerajaan
Sriwijaya terletak di Jambi. Pendapat ini diperkuat pula dengan
ditemukannya prasasti Muara Takus. Namun dari keterangan prasasti Kota
Kapu di Talang To, yang menyebut-nyebut kata “Sriwijaya”, dapat ditarik
kesimpulan lain, yaitu pusat ibu kota sriwijaya adalah di Palembang.
Prasasti lain yang menunjukkan adanya kekuasaan Sriwijaya adalah Bukit
Siguntang dan Karang Brahi. Dalam pertumbuhannya, Sriwijaya berkembang
menjadi kerajaan besar.
Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor:
1.
Letak Sriwijaya yang strategis iaitu berda dijalur lalu lintas hubungan
dagang India dengan Cina serta pelabuhannya yang tenang karena
terlindung oleh Pulau Bangka dari terjangan ombak besar .
2.
Runtuhnya kerajan Fuhan sebagai kerajaan maritime menguntungkan kerajaan
Sriwijaya karena ia bisa berkembang dalam perdangan di Asia Tenggara.
3.
Majunya pelayaran dan perdagangan India dan Cina memberi Sriwijaya
kesempatan untuk berkembang dalam perdangan di Asia Tenggara.
4. Memiliki armada laut yang kuat untuk mengamankan lalulintas pelayaran, perdagangan serta daerah kekuasaaan
Disisi
lain perkembangan agama Budha, Sriwijaya berperan penting sebagai pusat
perkembangan agama ini di Asia Tenggara dan sebagai pusat perkembangan
bahasa Sansekerta, sehingga para biksu dari negeri Cina harus belajar
Sansekerta di Sriwijaya terlebih dahulu sebelum belajar agama Budha di
India. Diantara Dharmapala,ada seorang murid bernama Sakiyakirti yang
kemudian menjadi guru besar di Sriwijaya.Berdasarkan prasasti Nalanda,
Balaputra Dewa adalah keturunan Raja Jawa yang mengadakan hubungan baik
dengan kerajaan Benggala yang diperintah oleh Dewapala Dewa yang pernah
menghadiahkan sebidang tanah untuk mendirikan asrama bagi pelajar dari
Sriwijaya. Prasasti itu juga menjelaskan bahwa Balaputra Dewa keturunan
dari Raja Samaratungga dan Putri Tara dari Sriwijaya kemudian menjadi
raja besar. Namun hubungan Sriwijaya dengan India retak (1023-1024m)
karena adanya pertikaian mengenai penguasaan jalur lalulintas perdangan
di Selat Malaka. Setelah BalaPutra Dewa meninggal, Sriwijaya mengalami
kemunduran.
Faktor faktor penyebabnya adalah:
1. Pengganti
Balaputra Dewa tidak sekuat Balaputra Dewa dalam hal pemerintahan dan
kurang bijaksana dalam menghadapi para pembantunya.
2. Adanya serangan Pamalayu dari Singosari dibawah pemerintahan KartaNegara.
3.
Daerah-daerah yang berada dibawah pengaruh Sriwijaya berusaha
melepaskan diri seperti Thai, Ligor serta daerah lain di semenanjung
Malaka.
4. Adanya serangan Majapahit dalam usaha persatuan Nusantara dibawah panji Majapahit.
Masa
kerjaan majapahit Sriwijaya dan Majapahit merupakan dua kerajaan yang
memiliki karisma tersendiri menduduki tempat yang cukup mengesankan
serta disegani oleh banyak Negara asing. Dalam pertumbuhannya, Majapahit
banyak menerima unsur politik, kebudayaan, social, ekonomi dari
Singosari sebagai kerajaan yang mendahuluinya. Pendirinya adalah Raden
Wijaya yang berhasil menduduki tahta berkat bantuan dari Atya Wiraraja,
bupati Madura yang menghadiahkan daerah Tarik kepada Raden Wijaya
sebagai daerah kekuasaan. Pada 1293 Raden Wijaya naik tahta dan bergelar
Sri Kertajarasa Jaya Wardhana. Yang memrintah dari tahun 1293 sampai
wafatnya pada tahun 1309 dan dimakamkan sebagai JenaBudha Wisnu dan
Siwadi Chandi camping dan candi Budha di Antaphura, kota Majapahit.
Sepeninggalannya kertajasa, putranya Kalagemit yang bergelar Srijaya
Negara mengisi tahta kerajaan. Namun pemerintahannya lemah dan selalu
dironrong oleh pemberontakan, misalnya pemberontakan Ranggalawe,
LembuSora, Juru Demong, Gajah Biru, Nambi, Lasem, dan Semi. Aying paling
berbahaya adalah pemberontakan Kuti dengan peristiwa Badandernya yang
hampir meruntuhkan Majapahit sehingga JayaNegara mengungsi dengan
diikuti oleh pasukan Bhayangkara yang dipimpin oleh GajahMada
Selanjutnya
JayaNegara meninggal tahun 1250 Saka (1328m), karena dibunuh oleh
Tanca, seorang tabib kerajaan yang kemudian dibunuh oleh Gajah Mada.
Karena Jaya Negara tidak mempunyai keturunan, maka tahta kerajaan
digantikan oleh adik perempuannya, Tribuana Tunggadewi. Sementara itu
Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih. Pada tahun 1350m Tribuana
meninggal dan Hayam Wuruk memimpin pemerintahan sehingga dia berjaya
mencapai kemuncak kejayaan. Menurut Kakawin Nagara Kertagama yang
ditulis oleh Mpu Prapanka, daerah yang dikuasai Hayam Wuruk pada masa
pemerintahannya sangat luas, yaitu hampir meliputi seluruh wilayah
Indonesia sekarang.
Majapahit melakukan Mitreka Setata (persahabatan
yang kekal sederajat) dengan Negara-negara di Asia tenggara, sementara
itu Gajah Mada melakukan peluasan kekuasaaan ke luar Jawa. Untuk
mencapai cita-citanya, ia menyatakan Sumpah Palapa dan dengan dibantu
oleh Mpu Nala dan Adityawarman, ia menaklukkan satu persatu daerah di
luar Jawa, pada masa ini kemakmuran rakyat Majapahit Nampak terangkat
dan kegiatan ekonomi mahupun budaya sangat diperhatikan.
Peristiwa
Bubat yang terjadi pada tahun 1279 Saka (1357m) ditandai Hayam Wuruk
bermaksud menjadikan Putri Sunda sebgai permaisurinya. Saat Putri Sunda
dan ayahnya Sri Baduga Maharadja beserta para pembesar Sunda berada di
Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat. Dia tidak mahu pernikahan
berlaku begitu saja, dia menghendaki Putri Sunda dipersembahkan kepada
Majapahit. Al hasil, terjadi perselisihan paham dan akhirnya terjadi
perang Bubat. Banyak korban di kdua belah pihak gugur sedangkan putrinya
bunuh diri.Setelah Gajah Mada meninggal pada tahun 1364m, Raja Hayam
Wuruk megundang Dewan Sapta Prabu untuk merundingkan masalah pengganti
Gajah Mada. Keputusannya adalah Mahapatih Hamengkubumi Gajah Mada tidak
bisa diganti, dan untuk mengisi kekosongan pemerintahan Mpu Tandi
diangkat sebagai Widharmantri, Mpu Nala diangkat sebagai Patih Amenca
Negara, dan Patih Dhani diangkat menjadi Yuwamantri. Menurut cerita
Pararaton, setelah tiga tahun tanpa Patih Hamengkubumi, Gajah Engon
diangkat untuk mengisi posisi tersebut.Setelah raja Hayam Wuruk
meninggal pada tahun 1389m, terjadilah perebutan kekuasaan antara
Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk) dengan Bri WiraBhumi (Putri Hayam
Wuruk dari salah seorang selirnya) yang di sebut perang Paregreg.
Wikrawhardhana
meninggal tahun 1429m, dan berturut turut digantikan oleh Kertawijaya,
Raja Wardhana, Purwawisesa , Brawvijaya V yang tidak pernah luput dari
perebutan kekuasaan. Majapahit runtuh karena perang saudara dan proses
kehancuran ini juga dipercepat oleh perkembangan agama Islam di Demak.
3. Masa Penjajahan Jepang
Pada
awalnya, kedatangan pasukan Jepang di sambut hangat oleh bangsa
Indonesia. Namun kenyataanya, pasukan Jepang tidak jauh beda dengan
bangsa kolonial lainnya. Malah perlakuan bangsa jepang lebih biadab dan
menyengsarakan bangsa Indonesia. Sumber - sumber ekonomi bangsa
dikontrol penuh seluruhnya oleh Jepang. Maka penderitaan dan
kesengsaraan menyelimuti bangsa Indonesia.
Setelah berhasil mengusai
wilayah Indonesia, Jepang melihat adanya kemungkinan kesulitan dalam
pemenuhan bahan pangan, oleh karena itu , Jepang melakukan perluasan
area persawahan, penyuluhan pertanian, pengawasan terhadap penggunaan
dan peredaran barang sisa barang, pengawasan terhadap hasil perkebunan,
dan peraturan pembatasan alat produksi.
Sejarah pembuatan
Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di kemudian hari
kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki
Koiso pada tanggal 7 September 1944. pemerintah Jepang membentuk BPUPKI.
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
pada tanggal 29 April 1945 (2605, tahun Showa 20) yang bertujuan untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia
Merdeka. BPUPKI semula beranggotakan 70 orang (62 orang Indonesia dan 8
orang anggota istimewa bangsa Jepang yang tidak berhak berbicara, hanya
mengamati/ ''observer''),kemudian ditambah dengan 6 orng Indonesia pada
sidang kedua. Sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945
untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. Selama
empat hari bersidang ada tiga puluh tiga pembicara. Penelitian terakhir
menunjukkan bahwa Soekarno adalah "Penggali/Perumus Pancasila". Tokoh
lain yang yang menyumbangkan pikirannya tentang Dasar Negara antara lain
adalah Mohamad Hatta, Muhammad Yamin dan Soepomo."Klaim" Muhammad Yamin
bahwa pada tanggal 29 Mei 1945 dia mengemukakan 5 asas bagi negara
Indonesia Merdeka, yaitu ''kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan,
kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.'' oleh "Panitia Lima" (Bung Hatta
cs) diragukan kebenarannya. Arsip A.G Pringgodigdo dan arsip
A.K.Pringgodigdo yang telah ditemukan kembali menunjukkan bahwa Klaim
Yamin tidak dapat diterima. Pada hari keempat, Soekarno mengusulkan 5
asas yaitu ''kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau
peri-kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan sosial, dan
ketuhanan yang Maha Esa'', yang oleh Soekarno dinamakan ''Pancasila'',
Pidato Soekarno diterima dengan gegap gempita oleh peserta sidang. Oleh
karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diketahui sebagai hari lahirnya
pancasila. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Pada tanggal 28 Mei 1945 itu
Badan Penyelidik mengadakan sidangnya yang pertama. Peristiwa ini kita
jadikan tonggak sejarah karena pada saat itulah Mr M. Yamin mendapat
kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pidatonya di hadapan sidang
Badan Penyelidik, lima asas dasar ntuk Negara Indonesia Merdeka yang
diidamkan itu, yakni :
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat
Setelah
berpidato, diatas asas yang lima tadi, beliau menyampaikan usul
tertulis mengenai Rancangan UUD Republik Indonesia didalam rancangan UUD
itu tercantum perumusan lima asas dasar Negara yang berbunyi:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia
3) Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Ir.
Soekarno mengucapkan pada pidatonya dihadapan siding hari ketiga Badan
Penyelidik diusulkan juga lima hal untuk menjadi dasar dasar Negara
Merdeka:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau perikemanusiaan
3) Mufakat-atau Demokrat
4) kesejahtraan social
5) Ketuhanan dan kebudayaan
Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
Sembilan
tokoh nasional ialah Ir. Soekarno, Drs Moh. Hatta, Mr. A.a.a Maramis
dan lain-lain mengadakan perbahasan dan pertemuan untuk membahas pidato
serta usul usul mengenai dasar Negara yang telah dikemukakan dalam
sidang- sidang Badan Penyelidik. Setelah mengadakan perbahasan maka
disusunklah sebuah piagam yang kemudian terkenal dengan nama Piagam
Jakarta.Kemudian pada 14 Juli 1945 Piagam Jakarta dapat penerimaan oleh
Badan Penyelidik yang berlangsung pada sidangnya yang kedua pada tanggal
14 -15 Juli 1945. Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara
proklamasi kemerdekaan, datang berberapa utusan dari wilayahIndonesia
Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut adalah sebagai berikut:# Sam
Ratulangi, wakil dari Sulawesi# Hamidhan, wakil dari Kalimantan # I
Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara# Latuharhary, wakil dari
Maluku.Mereka semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang
bagian kalimat dalam rancangan Pembukaan UUD yang juga merupakan sila
pertama Pancasila sebelumnya, yang berbunyi, "Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Pada Sidang PPKI I,
yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan mengubah
tujuh kata tersebut menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pengubahan
kalimat ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang
tokoh Islam, yaitu Kasman Singodimejo, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M.
Hasan. Mereka menyetujui perubahan kalimat tersebut demi persatuan dan
kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan dengan penetapan rancangan
pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18
Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.
4. Pengaruh Bangsa Jepang terhadap Pemuda dan tenaga kerja
A.Pergeraka Pemuda
Pergerakan
tenaga kerja oleh pemerintah Jepang kebnyakan anggotanya adalah pemuda
dan rakyak demi memenuhi kebutuhan bangsa Jepang. Mereka dimasukan dalam
organisasi semi-militer bagi yang masih mampu dan sebagin di pekerjakan
sebgai romusha. Semenjak itulah menggolongkan para pemuda karma
lingkungan dan sosial yang berbeda, yang mampu mendapat pendidikan
khusus yang layak dan yang tidak mampu menjadi pekerja yang tak kenal
henti.
Karena para pemuda memiliki semangat yang lebih dan giat, oleh
karena itu pemerintah Jepang menanamkan idealismenya untuk
mempropoganda dari pihak barat, bahwa Jepang adalah sama-sama orang asia
dan sebagai orang asia mereka senasib dengan orang-orang asia lainnya,
karena propaganda itulah para pemuda merasa tidak ada perbedaan atara
Indonesia dan Jepang.
Sampai-sampai Jepang membuat selogan
“Jepang-Indonesia Sama-sama atau Jepang Saudara Tua” karena selogan itu
para pemuda memandang Jepang sebagai pembawa perubahan pada awalnya,
karena pada masa pndudukan Kolonial (Belanda) sebelunya terlalu
diskriminasi, sementara itu Pemerintah Jepang mulai menanamkan kepada
pemuda sebuah ideologi, agar para pemuda memiliki sifat Seishin
(Semangat), dan Bushido (Jiwa Satria), yang mencerimkan kesetiaan
danbati kepada tuannya (Jepang).
Penekanan seperti ini ternyata
membawa keuntungan pula bagi para pemuda, niat Jepang utuk membuat para
pemuda patuh dengan ideologi tersebut namun berbanding terbalik, para
pemuda menanamkan semangat tersebut untuk melawan pasaukan Jepang.
Sarana
yang digunakan oleh Jepang untuk menanamkan idealisme mereka melalui
pendidikan Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar saat ini), Sekolah Menengah,
dan lain-lain, dengan bertambahnya ilmu lewat pendidikan tersebut para
pemuda mulai menyadari akan wajah asli Bangsa Jepang saat itu, bahawa
Saat pendudukan Jepang atas Indonesia tak jauh beda pada saat Kolonial
(Belanda) menduduki Indonesia.
B.Organisasi-organisasi Semi Militer
Pada
tanggal 24 April 1943, di umumkan secara resmi atas di dirikannya dua
organisasi pemuda yakni Seinendan (Barisan Pemuda), dan Keibodan
(Barisan Pembantu Polisi), dua organisasi ini langsung di tangi oleh
Gunseikan (Panglima Tentara). Anggotanya di rekrut dari berbagai tempat
dari desa-desa sampai sekolah-sekolah dengan di bekali ke ahlian
militer,dan pata bulan Oktober 1944 terbentuklah Josyi Seinendan
(Seinendan Putri).
Demi keberhasilan organisasi tersebut Pemerintah
Jepang membentuk pula Seinen Kunrensyo (Lembaga Latihan Pemuda), yaitu
pencetakan kader-kader pemimpin untuk Seinendan, mereka dilatih sesuai
dengan kemiliteran namun dalam perang mereka hanya lah pasukan garis
belakang atau cadangan.
Keibodan merupakan pembatu polisi dalam
mengamankan dalam kota yang di bina oleh Keimubu (Departemen
Kepolisian), Keibodan dibentuk juga sebagai alat penanaman ideologi
Jepang pada para pemuda dan juga untuk mendapat dukungan dari para
Nasionalis. Demi tercapainya semua visi dan misi Jepang banyak
mendirikan organisasi semi-militer di daeran-daerah dengan nama-nama
yang berbeda seperti Bogodan (Sumatra), dan membentuk badan khusus
Keibodan yang bernama Borneo Konan Hokokudan di Kalimantan hampir di
seluruh Indonesia terbentuk badan tersebut, selain para pria ada juga
badan khusus wanita yaitu Fujinkai
Memasuki Tahun 1944 armada Jepang
mulai melemah dan satu persatu daerah jajahan Jepang berhasil direbut
kembali, oleh sekutu. Oleh karena itu pada tanggal 1 November 1944
Jepang membentuk basisan-barisan atau pasukan semi-militer demi
mendukung pasukan utama, seperti Suishintai (Barisan Pelopor), Jibakutai
(Barisan Berani Mati) pada 8 Desember 1944, Kaikyo Seinen Teishintai
(Hizbullah) barisan ini di benetuk oleh kaum muda islam pada 15 Desember
1944, dan Gakutotai (Barisan Pelajar).
Dan Barisan Pelopor adalah
barisan pemuda pertama yang di gerakan oleh kaum Nasionalis Indonesia,
Ketua yaitu Ir.Soekarno Dan wakilnya R.P.Soroso, Otto Iskandardinata,
dan Dr. Buntaran Martoatmodjo. Barisan ini dikenal sebagai Onderbow dari
Jawa Hokokai, yang telah membela walau dengan bamboo dan alat seadanya.
C. Organisasi – Organisasi Militer
Pada
bulan April 1943 dikeluarkan pengumuman yang isinya memberrkan
kesempatan kepada para pemuda Indonesia untuk menjadi anggota Heiho
(Pembantu Prajurit Jepang), ada juga yang disebut PETA (Pembela Tanah
Air).pasukan ini di latih oleh intelejen .
Setelah pelatihan selesai panglima besar Jepang yaitu Letjen Kumakici Harada
Menyarankan
agar PETA dibentuk atas inisiatif kesadaran bangsa bugan oleh
pemerintahan Jepang, maka dari itu di tunjuklah Gatot Mangkupraja yang
lebih dekat oleh para petinggi Jepang di sarankan untuk menulis surat
permohonan pembentukan Pasukan PETA
Pada 7 September dikirimlah
surat tersebut, lalu tidak lama kemudian turunlah keputusanpada tanggal 3
Oktober 1943 yang diberi nama Osamu seirei No.44, yang memutuskan
dibentuknya tentara kedaulatan bangsa PETA , ke inginan Pemerintahan
Jepang membuat PETA supaya memebantu tentara Jepang pada masa itu namun
para nasionalis mulai berpikir akan kedaulatan bangsa Indonesia,
dimulailah pemberontakan Peta di Blitar yang dipimpin oleh Supriyadi dan
Muradi pada tanggal 14 Februari 1945 , pemberontakan ini karena bangsa
Jepang mulai bersikap seperti penjajah sebelumnya dan adanya Romusha.
D . Tenaga Romusha
Romudha
adalah suatu kebiadaban bangsa Jepang atas Indonesia dengan
memperkerjakan orang layaknya seorang budak tanpa gaji dan belah kasian
demi tercapai tujuan mereka walau harus mengorbankan nyawa sekalipun ,
dan pelakuan lainnya yang tak layak bagi seorang manusia itulah yang
menyebabkan gerangnya bangsa Indonesia
A. Kesimpulan
• Dalam sejarah Indonesia terdapat dua kerajaan
kuno yang besar dan megah yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Para
ahli masih berbeda pendapat letak yang pasti kerajaan Sriwijaya
Sejarah
perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu,dengan pelbagai cara
dan bertahap. dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai
hubungannya dengan sejarah lahirnya pancasila. Karena sejarah perjuangan
bangsa Indonesia sejak berabad-abad yang lalu itu panjang sekali, maka
perlulah ditetapkan tonggak-tonggak sejarah tersebut, yakni peristiwa-
peristiwa yang menonjol, terutama dalam hubungannya dengan pancasila.
•
Dalam meraih kemerdekaan proses perjuangan bangsa indonesia tidaklah
mudah. Mereka harus menyusun ideologi bangsa serta dasar negara bangsa,
dan kemudian memukul mundur pasukan penjajah, yang merampas semua hak
rakyat bangsa Indonesia.
• Bangsa penjajah yang paling sadih
menjajah Indonesia adalah Jepang. Mereka menindas bangsaIndonesia dengan
semaunya, merendahkan martabat bangsa indonesia, wanita indonesia di
jadikan sebagai pelampiasan nafsu. Mereka menipu bangsa indonesia
sebagai saudara tua untuk membebaskan indonesia dari penjajahan belanda.
• Tenaga kerja pada masa jepang, di perlakukan seperti budak, bahkan lebih rendah dari hewan.
B. Saran-saran
•
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia harus kita pertahankan, sebagai
generasi muda Indonesia selayaknya kita mempertahankan hasil perjuangan
ini melalui cara yang sesuai dengan bidang yang kita geluti.
• Susahnya meraih kemerdekaan bangsa indonesia, membuat kita sebagai generasi penerus harus mempertahan kan kemerdekaan.
•
Lupakan rasa sakit hati kita kepada jepang, saat mereka menjajah kita.
Itu hanya sejarah dan sekarang kita harus menata hidup yang lebih baik
untuk masa depan.
• Kerja paksa hanya ada pada masa penjajahan,
kita harus melupakannya, kita harus bangkit untuk masa depan, dan
mencontoh jepang yang sudah lebih dulu menjadi bangsa yang maju.
( sumber :http://edypermadiworld.blogspot.com/ )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar